Selamat datang di blog saya myimucausar.blogspot.co.id
Selamat Membaca

Rabu, 03 Mei 2017

Mengenal Jati Diri Manusia Melalui Al-Qur’an dan Hadits

Untuk memahami Islam seorang muslim harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan “Siapa Dirinya ?, Dari mana dia berasal?, Sedang berada dimana dia?, dan Mau kemana arah tujuan hidupnya?”
Manusia berasal dari 2 bagian yaitu Ruh dan Jasad.  Dalam proses penciptaan  manusia Al-qur’an menyatakan manusia diciptakan Allah SWT dengan bertahap atau berproses sebagaimana terdapat dalam QS. Nuh (71): 13-14 yang berbunyi: ” Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah SWT ? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian)”.
Proses kejadian ini  dijelaskan Allah SWT di dalam  QS. Al-Mukminum (23): 12-14 yang berbunyi: ” Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh ( rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu lalu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkis dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik”.
Dari ayat ini jelas bahwa Jasad berasal dari tanah/saripati tanah. Selanjutnya Allah SWT menyatakan bahwa setelah penciptaan jasad tersebut sempurna barulah ditiupkan ke dalam jasad tersebut Ruh ciptaanNya. Hal ini dapat kita lihat  pada QS. As. Sajdah (32): 9, yang artinya, ” Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuhnya Ruh ciptaanNya dan Dia menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.
Hal yang sama dijelaskan lagi pada beberapa ayat yang lain diantaranya QS. Al Hijr (15):29: ” Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya Ruh (ciptan)-Ku maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”, QS. As Shad (38):72 : ” Maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan  Aku tiupkan kepadanya Ruh (ciptaan)-Ku maka hendaklah kamu tersungkur  dengan bersujud kepadanya”.
Tetapi dari apakah Ruh tersebut diciptakan Allah SWT maka maka dijawab Allah SWT  pada QS. Al Isra’ (17): 85, yang artinya: ” Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit”.”
Oleh karena itu manusia TIDAK akan dapat mengetahui: Sifat, Keadaan dan Unsur pokok Ruh selama-lamanya, yang kita tahu dari Ruh tersebut adalah bahwa dengan Ruh itulah manusia dapat menemukan, mengingat, berfikir, mengetahui, berkehendak, memilih, mencintai, membenci, dll.
Pada saat di alam arwah yaitu waktu Ruh belum ditiupkan Allah SWT ke dalam jasad, maka ia telah diajak oleh Allah SWT untuk berdialog atau perjanjian seperti tersebut dalam QS. Al Araaf (7):172: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka, Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) :Bukankah Aku ini Tuhanmu? “Mereka menjawab : Betul (Engkau Tuhan kami). Kami menjadi saksi”. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak menyatakan “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan Tuhan”.”
Dari ayat ini Allah SWT bertanya kepada ruh-ruh manusia hal ini dilakukan agar di yaumil mahsyar tidak ada lagi orang yang menyanggahnya. Dari sini dapat kita ketahui bahwa seluruh Ruh manusia apakah dia berasal dari yahudi, nasrani dan majusi, orang Eropa, China, Ruhnya berasal dari Allah SWT berarti semuanya suci, rahim seorang ibu lah yang menyebabkan ia menjadi nasrani, yahudi, majusi dan lain-lain.
Selanjutnya diterangkan pada saat manusia di alam rahim bahwa manusia akan mengalami proses seperti yang telah disebutkan dalam QS. Al-Mukminum (23): 12-14 diatas, selanjutnya dijelaskan dalam sebuah Hadits Riwayat Muslim :  “Nutfah, alaqah, mudghah masing-masing berproses dalam rahim sampai berumur 120 hari dikirim Allah kepadanya seorang malaikat : 1. Meniupkan Ruh 2. Menuliskan 4 Kalimat : Rizkinya, Ajalnya, Amalnya, Celaka dan bahagianya”.
Setelah janin dalam rahim berumur kurang lebih 9 bulan maka akan lahir bayi laki-laki atau perempuan (merupakan urusan Allah SWT ).
Pada saat Ruh ditiupkan ke dalam jasad (jasad yang berasal dari tanah dan kotor) sedangkan Ruh suci yang berupa Nuur atau cahaya yang memancarkan sebagian kecil cahayanya (99 Asma’ul Husna) kepada manusia sehingga manusia dengan cahaya pancaran tersebut akan senantiasa mencari kepada sumber cahaya tersebut yaitu Allah SWT.  Untuk meniti jalan menuju Allah SWT tersebut agar mencapai sumber cahaya manusia harus mengikuti panduan agama yang lurus (hanif) yang merupakan manifestasi dari fitrah Allah SWT . Soalnya hanya manusialah yang bisa mencapai sumber cahaya atau fitrah tersebut dengan mengikuti panduan fitrah yang dipancarkan ke dalam dirinya melalui agama yang lurus yaitu Islam.
Disamping itu, pada saat Ruh ditiupkan Allah menitipkan 7 sifat Allah (Qudrat (kekuasaan), Iradat (Kemauan/Kehendak), Sama’ (Pendengaran), Bashir (Penglihatan), Kalam (Berbicara), Ilmu (Pengetahuan), Hayat (Hidup) ) yang merupakan 7 amanah Allah. Dengan 7 amanah Allah ini, manusia mewarisi sifat-sifat Allah dalam pengertian manusiawinya. Artinya meskipun dalam makna yang paling minimal, manusia bisa menjadi seperti allah, bisa mendekati-Nya dengan sifat-sifat Allah yang menitis dalam dirinya. Ibaratnya sifat yang lekat pada Allah itu Aslinyasedangkan yang menempel pada manusia Imitasinya.
Menurut Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Oleh Bukhari-Muslim yang berbunyi : “Ingatlah bahwasanya didalam tubuh ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah tubuh semuanya. Apabila ia rusak maka rusaklah tubuh semuanya. Ingatlah ia adalah hati (qalbu)”. Berarti didalam jasad sudah ada potensi kotoran-kotoran penyakit hati yang ditiupkan oleh jin, iblis dan setan. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam QS. Asy- Syams (91): 7-10 yang berbunyi : “Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) dan sungguh rugi orang yang mengotorinya”.
Pada saat Ruh dan jasad disatukan dan manusia sudah tinggal di bumi ini Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa Allah SWT hanya akan memperhatikan Ruhani manusia saja sedangkan jasmaninya tidak. Hal ini diperkuat oleh hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Oleh Bukhari-Muslim : “Dan bahwa segala sesuatu pada manusia akan ditentukan oleh Ruhaninya”.
Dari keterangan ini, dapat kita ketahui tujuan hidup kita diatas dunia ini yang pertama adalah membersihkan/mensucikan kembali Ruh (hati atau qalbu) yang sudah terlanjur kotor dari penyakit-penyakit hati agar dia bisa kembali ke asalnya yaitu kepada Penciptanya (Allah SWT). Selanjutnya adalah mempersiapkan harta sebanyak mungkin untuk membeli surga berupa 1. Anak yang sholeh 2. Sedekah amal jariah 3. Ilmu yang bermanfaat. Ketiga hal inilah yang akan memuluskan perjalanan Ruh pada kehidupan yang sebenarnya yaitu di alam barzah  dan alam akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar